top of page

Jalan-jalan ke Kuala Lumpur (1)

Perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia kali ini sudah direncanakan dari jauh hari. Beberapa persiapan pun sudah selesai dari lama. Adapun persiapannya bisa kamu klik disini ya. 

 

Baik, mari kita mulai cerita ketika jalan-jalan ke KL.

 

Walau ada alternatif siang, penerbangan pagi sekitar jam 8am tetap dipilih dari Bandung. Hal itu saya lakuin biar pas sampe ke KL bisa istirahat dulu, gak langsung jalan. Seperti penerbangan internasional lainnya, kamu harus datang lebih awal sekitar 1.5 - 2 jam sebelum penerbangan agar gak keburu-buru.

 

Sekedar tips buat yang baru pertama kali naik pesawat: (1) agar membawa barang seperlunya aja terutama apabila pake low-cost airline (dengan bagasi terbatas); (2) tidak membawa cairan berlebihan krn akan 'diamankan'; serta (3) buat mempercepat proses c/i atau imigrasi agar gak pake ikat pinggang, topi, kacamata, jam tangan, dompet, nyakuin HP dan aksesoris lainnya. Semua diharapkan masuk dalam tas kecil terpisah. Kalau saya biasanya pakai celana olahraga, selain nyaman jadi gak usah pakai ikat pinggang. Tips lainnya sebetulnya banyak, namun saya kira tiga hal tersebut yang kemaren saya amati dan paling sering terjadi sehingga menghambat perjalanan, apalagi kalo bawaan lagi banyak dan buru-buru! 

Beruntungnya saya mendapatkan hot seat di Air Asia sehingga kursinya lebih luas. Penempatan kursi ini katanya tergantung keberuntungan. Oya, jangan lupa beli air minum/ snacks untuk dimakan ketika dalam pesawat, karena untuk penerbangan low-cost gak akan dapet makan-minum. Beli aja minum di kafe bandara atau sarapan dahulu. Saya bawa minum dalam tumbler dan syukurnya bisa lolos kok. Selain itu jangan lupa menyempatkan diri untuk ke toilet terlebih dahulu sebelum naik ke pesawat supaya 'repot' nanti di pesawat.

Singkat cerita akhirnya saya sampai di KL saat jam makan siang. Oya waktu setempat disini lebih cepat satu jam dibandingkan dengan di Bandung. Sambil berjalan keluar Bandara KLIA 2, saya sempat melirik antrian orang di tempat pembelian paket data. Iseng nanya, ternyata harganya 25 RM dapat 2 GB internet dan gratis media sosial (FB, IG, etc) dan aplikasi chatting (WA, Line, etc). Harga yang cukup terjangkau dan mobilitas yang mungkin akan tinggi bikin saya tertarik buat beli. Bawalah Sim card ejector sendiri agar HP kamu aman, karena petugas hanya menggunakan peniti buat 'nyolok hape' (serem rusak cuy). Setelah membeli kartu perdana, berjalanlah saya ke petugas imigrasi untuk diperiksa dan di cap paspornya. Nah disini dianjurkan untuk melepas kacamata, topi dan apapun yang nutupin muka. Kalo saya disuruh buka sampul paspornya, hmmm. Seselesainya menuju tempat pemesanan "Bas & Teksi". Berjalan agak jauh dan turun satu lantai akhirnya saya memesan bus seharga 12 RM untuk menuju KL Sentral sebagai stasiun kereta api sentral di KL. Bandara, papan petunjuk arah serta orang disini menurut saya cukup OK, jadi pasti aman dan gak bakal kesasar. Bus-nya juga nyaman dan ada wifi-nya (walau pas dicoba kok gak nyala internetnya), jadi cukup terhibur, heu.

Ramai banget KL Sentral! 

Dari sini kamu bisa kemana saja. Berbagai pilihan moda transportasi tersedia variatif disini. Saya mencoba membeli tiket ke Butterwood (Penang) untuk pergi lusa namun sayangnya kehabisan sampai empat hari kedepan. Bus pun jadwalnya gak pas. Mungkin karena akhir pekan. Usul saya kalau mau ke Penang baiknya memesan dulu dari jauh hari (online) agar tidak kehabisan. Dengan sedikit bersedih karena gak dapet tiket, dari KL Sentral saya menuju hotel berjalan kaki. Sayangnya salah jalan! (read: nyasar nama belakangku). Jadi ternyata google maps disini agak usil juga mengarahkan saya untuk jalan nembus jalan layang. Masa iya, zz.

 

Lelah dan menyerah saya pun memesan Grab-Car (tau gitu dari awal, ya) untuk menuju hotel. Oya disini ga ada Grab-Bike dan harus hati-hati dalam memesan Grab di KL, hampir sama karena masih 'rawan' dan terdapat zona merah. Setelah sampai hotel, saya membayar menggunakan uang tunai sebesar 4.5 RM aja. 

Sampailah saya di resepsionis hotel. Persiapkan uang kurang lebih 60 RM ketika menginap di hotel KL. Pembagiannya 10 RM buat tax per malam dan 50 RM untuk deposit yang nantinya akan dikembalikan ketika kita akan check-out. Selesai beres-beres saya mencoba makanan (halal) terdekat. Berbagai macam resto timur tengah bisa menjadi alternatif pilihan di berbagai penjuru KL. Saya memesan Chicken Shawarma 10 RM dan Teh Ice seharga 2 RM. Harga makanannya cukup terjangkau seperti makan di pinggiran Jakarta. Rasa-nya pun cukup masuk di lidah walau sempet berasa aneh. Saya menikmati late lunch sambil melihat keramaian kota yang diguyur hujan. Gak sih, sebenernya nunggu hujan reda aja hehehe. Bawa payung jangan lupa!

 

Hujan pun tak kunjung reda.

 

Alhasil rencana untuk eksplor KL sesegera mungkin berujung pada wacana. Singkat cerita, hujan akhirnya reda pada malam hari dan mulailah saya menjelajah mencoba RapidKL untuk menuju icon KL, Twin Tower. Sebagai warga Indo yang jarang banget ngerasain naik monorail, saya memberanikan diri untuk tidak menggunakan Grab- Car (alasan sebenernya biar murah aja, hehe). Awalnya agak pusing melihat Peta Transit Berintegrasi Lembah Klang sebagai panduan untuk wara-wiri. Namun jangan malas! Setelah membaca dan bertanya, akhirnya saya harus turun di Bukit Nanas dan berjalan kaki buat ke Twin Tower. Oya, siapin uang kecil buat pesan tiket monorail via mesin, karena kalo nominal uangnya kegedean, mesinnya bakal 'ngelepeh' uang kamu.

 

Naik monorail, asik juga sih. Gak terlalu padet dan petunjuknya jelas, kaya naik wahana (mungkin karena jarang, jadi masih asik). Jangan tertidur disini ya, bisa-bisa kelewat hehe.

 

Setelah melihat-lihat, ternyata banyak juga wisatawan yang sedang jalan menuju kesana. Jadi gak berasa asing disini. Trotoar disini luas banget ampe bisa guling-guling. Lampu-lampu di pohon menerangi dan cukup unik buat difoto. Beberapa wisatawan hilir mudik cari spot terbaik dengan latar Twin Tower dari kejauhan. Dengan bersabar, saya tahan buat foto dan akhirnya masuklah saya ke KLCC Park sebagai pusat keramaian. 

 

Kereen!

 

Ada air mancur warna-warni menari diiringi lagu, gitu deh. Air mancurnya cukup luas layaknya pagar. Seperti terhipnotis (ah elah) dengan bergegas saya mengabadikan foto dan video lewat HP. Tapi serius, untung aja kesini dan tepat banget air mancurnya lagi joget girang karena menghibur. Saya sampai sini sekitar jam 8-9pm. Sebagai alat tambahan, siapin lensa wide-angle sama lampu flash kamu kalo mau berfoto dengan latar Twin Tower yang ciamik. Saking asiknya, saya 'diusir' sama petugas karena sudah mau tutup jam 10pm.

Perut sudah keroncongan, berangkatlah saya menuju Jalan Alor sebagai pusat jajanan (food street) yang banyak banget direkomendasiin warganet. Bingung mau naik apa, alhasil saya kembali pake monorail ke arah Bukit Bintang dengan membayar hanya 3 RM. Hati-hati ya si monorail ini jam operasionalnya cuma sampe 11pm. 

 

Seperti biasa saya harus berjalan kaki dari tempat pemberhentian sampai pusat keramaian. Tapi gak jauh dan fun kok! karena sepanjang jalan dipenuhi lampu, orang-orang, musik (dari pengamen), berbagai macem tukang jualan, kendaraan, dan lain-lain yang tentunya ga bikin bosen. 

 

Sampailah di Jalan Alor, dan amat happy!

 

Happy karena orang-orangnya masih banyak berkeliaran dan di kiri-kanan banyak makanan kaya festival-festival gitu. Makanan yang dijual dan menurut saya memancing mata misalnya sate-satean (ayam, sapi, ikan), kodok, bebabian, duren, seafood, chinesse food (ini tiap jengkal sih), bir (macemnya banyak, hehe), cemilan, minuman rasa-rasa, dsb, dsb. Pokonya buat yang suka makan, ini tuh semacam surga. Saya mesen di salah satu tempat BBQ: daging ayam, sama sate ikan seharga 8 RM terus minum es kelapa 5 RM. Abis gitu saya lanjut makan kangkung, ikan pari sama nasi seharga 29.5 RM. Kenyaang. Beres dari sini saya pulang pake Grab Car karena monorail udah tutup. Sedikit 'diomelin' karena pesen Grab Car di zona merah. Karena saya udah kenyang, saya bales keluhan Bapaknya dengan: "Maaf Pak, saya kan tak tau". Ah elah. 

 

Pokoknya kalo ke KL, wajib ngider malem-malem ya. Biar bisa ngerasain lampu-lampu di malam hari. Untuk kelanjutan ceritanya ditunggu ya!

bottom of page